Tuesday, May 1, 2012

Diantara Tembok Pabrik Aku Berkarya

Tangerang Attack 2011

Tangerang, sejumlah orang biasanya langsung terlintas dengan segudang pabrik beserta para buruhnya. Di sisi lain, ada hal yg menarik dari sekedar itu. Diantara tembok dan beton pabrik yang terlihat tak bernyawa, abu-abu plesteran semen, dan coretan nama sekolah hingga kibaran nama geng tongkrongan, kini berganti dengan mural dan graffiti seniman jalanan Tangerang. Hampir dibeberapa sudut pabrik dan gang-gang sempit perkampungan yang masih “perawan” telah diperkosa habis oleh sesuatu yang sangat kekinian.
Sama seperti kotanya, kegiatan streetart  ini berjalan beriringan dengan perkembangan Kota Tangerang, yang terbilang masih seumur jagung. Tahun 2005, bersamaan dengan booming-nya graffiti di kota-kota lain di Indonesia, crew seperti Otak Kanan dan Key Idealist Project (K.I.P) menjadi penggerak awal kegiatan streetart di Tangerang. Namun kegiatan ini tak ayalnya banjir tahunan yang timbul tenggelam lalu muncuat lagi, pada akhir tahun 2010 dengan diadakannya “JUMPA TEMBOK” memberikan peran penting dalam masuknya era baru streetart Tangerang. Kesadaran akan perlunya sebuah wadah yang mampu menjadi tempat untuk berkomunikasi dan berbagi informasi sekitar streetart, maka pada awal tahun 2011 terbentuklah Tangerang Street Art Forum (TSAF). Terbentuknya TSAF seperti percikan api  yang membakar semangat dan kegiatan streetart di Tangerang kembali membara,  itu terbukti dengan digelarnya sebuah pameran karya streetart yang bertempat di Rumah Belajar Keluarga Anaklangit dengan bertajuk “FIRSTART” sebagai langkah awal menumbuhkan kegiatan berkesenian di kota yang tidak terlalu kental dengan kesenian.
TSAF menggambar bersama di Liga Mas Karawaci Tangerang, dalam acara BOOM Tangerang 2012.

Efek dari pameran FIRSTART mulai terasa dengan banyaknya crew baru bermunculan, bibit-bibit streetartist Tangerang yang notabene berstatus pelajar SMP dan SMA, mulai memberanikan diri untuk berkarya turun kejalan, walaupun teknik dan skill yang mereka miliki masih harus diasah. Maka inilah peran yang harus dimainkan oleh TSAF agar dapat memberikan masukan dan sharing informasi perkembangan seputar streetart baik di dalam dan luar negri. Dalam sebuah forum, setiap anggota memiliki isi kepala yang berbeda, dan perbedaan pendapat itu diperlukan agar forum ini tetap hidup. Menjadikan perbedaan sebagai pecutan agar mampu bersaing dalam berkarya tanpa harus menimbulkan perpecahan.
Langkah streetart Tangerang masih sangat panjang, terlalu dini untuk melontarkan kata menyerah, TSAF harus bersatu berjalan beriringan, walaupun banyak krikil dan batu kali menghadang, pergerakan ini harus tetap pada jalurnya, sampai air Sungai Cisadane mengering dan tungku perapian Boen Tek Bio berhenti menyala. TSAF tak ada apa-apanya tanpa dukungan dari kawan-kawan streetartist Tangerang, begitupun sebaliknya. Keep support and respect!
Sulistyo Danang, April 2012 | Untuk Halimun Zine Edisi JABODETABEK

Image source; Tangerang Street Art Database

No comments: