Saya tekankan dari awal, penulisan jurnal ini hanya opini
semata, apa yang Saya tulis bukanlah kebenaran mutlak yang absolut. Jangan terlalu
sentimental dalam menyikapinya. Namun dari tulisan ini (mungkin) bisa
mendatangkan (sedikit) perubahan. Tidak terlalu muluk, hanya ingin para pemirsa
bisa mendapatkan sesuatu yang lain dari sekedar visual dan gosip murahan yang
beredar di dalam forum (lagi-lagi maya, bukan fisik). Tentu kawan-kawan setuju
(semoga saja tidak) dengan konflik yang berkembang selama ini, antara Otak
Kanan dan K.I.P. Terlalu berlebihan jika diibaratkan dengan perang Israel dan
Palestin, atau ormas fasis dan para kaum liberal. Saya berpendapat kedua belah
pihak, pun merasa tidak ada konflik diantara mereka. Dan mungkin (kita semua
setuju) ini bukanlah konflik, hanya sesuatu yang remeh, tapi dipelihara, lalu
berkembang dan dibesar-besarkan sehingga semua setuju bahwa ini sebuah konflik.
Saya rasa, ini hanya ulah oknum yang mencoba mencari celah dan
bermain diantara gosip ini, menghasut, mengadu domba dan mencari keuntungan dari
konflik yang absurd. Pertanyaannya adalah, untuk apa? Apakah dengan membentrokkan
kedua belah pihak bisa menyelesaikan konflik tersebut? Tidak, kalau pun
terjadi, hasilnya akan seperti ini, dari pihak yang kalah akan semakin dendam,
dan dipihak yang menang makin besar kepala. Hal ini sangat kekanak-kanakan dan
terlalu arogan. Bagaimana bisa menjadi sebuah kota kalau pola pikirnya masih
kampungan. Sekarang bukan waktunya untuk saling memecah-belah, kita sama-sama
sedang membangun, membangun kota dengan seni. Sedikit masukan untuk yang sedang
berkonflik, (please) jangan termakan
hasutan setan yang terkutuk. Jadikan konflik kalian sebagai energi positif yang
mampu memotivasi teman-teman yang lain agar bisa bersinergi, lebih kompak dan
cerdas dalam menyikapi hal-hal seperti ini. Tetap berkarnya, tetap support dan saling respect. Dan untuk oknum yang sedang mencari sensasi, kontroversi
memang membuat suatu perspektif jadi terlihat menggairahkan, tetapi tidak
jarang malah menghancurkan harapan. Kalau hanya ingin mencari fatamorgana atas
nama eksistensi, cari kota lain JANGAN DI TANGERANG!!
Keep support and respect!
Sulistyo Danang, April 2012.
No comments:
Post a Comment